Pemakai Batu Bacan Hijau Merasa Hatinya Tenang
BATU akik lagi naik daun. Pesonanya memikat banyak orang. Keunikan warna, bentuknya, dan bahkan nuansa mistisnya, terus diburu.
Harga sebuah batu akik bisa mulai dari ratusan hingga puluhan juta rupiah. Harga dipengaruhi beberapa faktor, seperti kejernihan, potongan, dan ukuran. Batu Bacan, contohnya. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Batu yang berasal dari Bacan, pulau di barat daya Halmahera, Maluku Utara, itu kini menjadi primadona, menjadi buruan banyak orang.
Untuk mendapatkan batu mulia atau batu alam ini terbilang mudah. Di Kota Semarang, misalnya, datang saja ke Pasar Dargo di Jalan Dr Cipto. Tempat ini malahan diklaim sebagai Gemstone Center Semarang. Di sana, selain pedagang, banyak pula para perajin.
Seperti Chandra (54), warga Jalan Sri Rejeki Kalibanteng Kidul, Semarang, ini datang ke Pasar Dargo untuk memuaskan hobinya berburu batu akik. Ia menyukai batu akik karena keindahan warnanya, kekuatan, hingga menyangkut mistik.
"Saya lebih menyukai Bacan Hijau dan Fire Oval Oranye. Warna cerah dan kemurnian seratnya begitu indah. Rasanya tenang dan bahagia saat melihat batu cincin ini," ungkapnya. Harga batu Bacan milik Chandra dibeli seharga seharga Rp 5 juta di Jakarta.
Menurut Chandra, cincin batu akik tak hanya sebatas perhiasan. Secara psikologis, katanya, batu yang dipakai dapat membawa aura positif buat pemakainya. Karena alasan itulah ia senang mengoleksi dan sampai sekarang mengaku memiliki bermacam akik dan batu mulia lainnya seperti zamrud, kecubung, badar besi, safir, lavender, red baron, dll.
"Sebenarnya batu juga dapat dipakai berinvestasi, biasanya saya jual kembali jika memiliki lebih dari satu dengan jenis batu yang sama," ucapnya.
Berbeda dengan Syaiful (40), ia lebih suka membeli batu akik yang masih berbentuk mentahan atau bongkahan batu alam. Alasannya, selain bisa melihat langsung bentuk keasliannya juga bisa mendapatkan harga relatif lebih murah.
"Beli bongkahan akik lebih terjamin keasliannya karena dapat melihat dan mengecek langsung. Harga juga lebih murah," terangnya.
Ia lebih suka batu akik kelas menengah semacam Nogo Suwi, Sleman, dan Klawing. Guratan siluet yang halus merupakan daya tarik bagi Syaiful untuk mengoleksinya. Ia akan membawa ke perajin untuk dibuat jadi cincin. "Kalau sudah jadi mahal harganya, bisa mencapai Rp 1,5 juta. Lha ini satu bongkahan cuma Rp 30.000 saja," tambahnya.
Itulah uniknya batu alam akik. Harganya relatif. Sebab jika hobi, unik, harga tak bisa dipatok. Kini, batu akik nilainya tinggi, tak kalah pesonanya dengan permata atau berlian. (aam/bow)
Harga sebuah batu akik bisa mulai dari ratusan hingga puluhan juta rupiah. Harga dipengaruhi beberapa faktor, seperti kejernihan, potongan, dan ukuran. Batu Bacan, contohnya. Harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Batu yang berasal dari Bacan, pulau di barat daya Halmahera, Maluku Utara, itu kini menjadi primadona, menjadi buruan banyak orang.
Untuk mendapatkan batu mulia atau batu alam ini terbilang mudah. Di Kota Semarang, misalnya, datang saja ke Pasar Dargo di Jalan Dr Cipto. Tempat ini malahan diklaim sebagai Gemstone Center Semarang. Di sana, selain pedagang, banyak pula para perajin.
Seperti Chandra (54), warga Jalan Sri Rejeki Kalibanteng Kidul, Semarang, ini datang ke Pasar Dargo untuk memuaskan hobinya berburu batu akik. Ia menyukai batu akik karena keindahan warnanya, kekuatan, hingga menyangkut mistik.
"Saya lebih menyukai Bacan Hijau dan Fire Oval Oranye. Warna cerah dan kemurnian seratnya begitu indah. Rasanya tenang dan bahagia saat melihat batu cincin ini," ungkapnya. Harga batu Bacan milik Chandra dibeli seharga seharga Rp 5 juta di Jakarta.
Menurut Chandra, cincin batu akik tak hanya sebatas perhiasan. Secara psikologis, katanya, batu yang dipakai dapat membawa aura positif buat pemakainya. Karena alasan itulah ia senang mengoleksi dan sampai sekarang mengaku memiliki bermacam akik dan batu mulia lainnya seperti zamrud, kecubung, badar besi, safir, lavender, red baron, dll.
"Sebenarnya batu juga dapat dipakai berinvestasi, biasanya saya jual kembali jika memiliki lebih dari satu dengan jenis batu yang sama," ucapnya.
Berbeda dengan Syaiful (40), ia lebih suka membeli batu akik yang masih berbentuk mentahan atau bongkahan batu alam. Alasannya, selain bisa melihat langsung bentuk keasliannya juga bisa mendapatkan harga relatif lebih murah.
"Beli bongkahan akik lebih terjamin keasliannya karena dapat melihat dan mengecek langsung. Harga juga lebih murah," terangnya.
Ia lebih suka batu akik kelas menengah semacam Nogo Suwi, Sleman, dan Klawing. Guratan siluet yang halus merupakan daya tarik bagi Syaiful untuk mengoleksinya. Ia akan membawa ke perajin untuk dibuat jadi cincin. "Kalau sudah jadi mahal harganya, bisa mencapai Rp 1,5 juta. Lha ini satu bongkahan cuma Rp 30.000 saja," tambahnya.
Itulah uniknya batu alam akik. Harganya relatif. Sebab jika hobi, unik, harga tak bisa dipatok. Kini, batu akik nilainya tinggi, tak kalah pesonanya dengan permata atau berlian. (aam/bow)
Pemakai Batu Bacan Hijau Merasa Hatinya Tenang
Reviewed by Asnawi Awe
on
8:51 AM
Rating:
No comments: